Analisis Penganggaran Modal - Mengestimasi Arus Kas
Mengestimasi Arus Kas: Strategi Penting dalam Mengelola Keuangan Perusahaan
Sebagai pengusaha atau pemilik bisnis, mengelola arus kas (cash flow) menjadi salah satu hal yang sangat penting dalam menjalankan bisnis. Arus kas merupakan jumlah uang yang masuk dan keluar dari perusahaan dalam periode waktu tertentu. Mengetahui bagaimana cara mengestimasi arus kas dapat membantu Anda untuk mengelola keuangan perusahaan dengan lebih baik.
Mengapa Mengestimasi Arus Kas Penting?
Mengestimasi arus kas merupakan langkah awal yang harus dilakukan dalam mengelola keuangan perusahaan. Dengan melakukan estimasi arus kas, Anda dapat mengetahui berapa jumlah uang yang masuk dan keluar dari perusahaan dalam waktu tertentu. Dari sini, Anda dapat mengambil keputusan yang tepat dalam pengelolaan keuangan perusahaan.
Jika arus kas masuk lebih besar daripada arus kas keluar, maka perusahaan Anda memiliki arus kas positif. Hal ini berarti perusahaan Anda dapat membayar hutang, mengembangkan bisnis, atau menambah modal kerja. Namun, jika arus kas keluar lebih besar daripada arus kas masuk, maka perusahaan Anda memiliki arus kas negatif. Hal ini berarti perusahaan Anda kesulitan dalam membayar hutang atau mengembangkan bisnis.
Strategi Mengestimasi Arus Kas
Terdapat beberapa strategi yang dapat dilakukan dalam mengestimasi arus kas perusahaan. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat Anda terapkan:
1. Menganalisis Laporan Keuangan
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menganalisis laporan keuangan perusahaan. Dari sini, Anda dapat mengetahui bagaimana kondisi keuangan perusahaan saat ini, termasuk arus kas, laba rugi, dan neraca. Dengan mengetahui kondisi keuangan perusahaan, Anda dapat membuat proyeksi arus kas untuk periode waktu tertentu.
2. Menentukan Perkiraan Penjualan
Perkiraan penjualan merupakan faktor yang sangat penting dalam mengestimasi arus kas. Dalam menentukan perkiraan penjualan, Anda dapat mempertimbangkan faktor-faktor seperti tren pasar, jumlah persediaan barang, dan target pasar. Dari sini, Anda dapat membuat proyeksi arus kas berdasarkan jumlah penjualan yang diperkirakan.
3. Mengontrol Pengeluaran
Pengeluaran merupakan faktor yang dapat mempengaruhi arus kas perusahaan. Oleh karena itu, mengontrol pengeluaran menjadi salah satu strategi yang dapat dilakukan dalam mengestimasi arus kas. Dalam mengontrol pengeluaran, Anda dapat membuat anggaran pengeluaran dan mengikuti anggaran tersebut dengan disiplin.
4. Memperhitungkan Biaya Operasional
Biaya operasional merupakan biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan operasional perusahaan. Dalam mengestimasi arus kas, Anda perlu memperhitungkan biaya operasional secara teliti. Dari sini, Anda dapat membuat proyeksi arus kas yang lebih akurat.
Estimasi Arus Kas mempunyai Tujuan dan Kegunaan sebagai berikut:
- Mengevaluasi kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas, waktu dan kepastian dalam menghasilkannya;
- Mengevaluasi struktur keangan entitas (termasuk likuiditas dan solvabbilitas) dan kemampuannya dalam memenuhi kewajiban dan membayar deviden;
- Memahami pos yang menjadi selisih antara L/R periode berjalan dengan arus kas neto dari kegiatan operasi (akrual);
- Membandingkan kinerja operasi antar entitas yang berbeda, karena arus kas neto dari laporan arus kas tidak dipengaruhi oleh perbedaan pilihan metode akuntansi dan pertimbangan manajemen, tidak seperti basis akrual yang digunakan dalam menentukan L/R entitas;
- Memudahkan pengguna laporan untuk mengambangkan metode untuk menilai dan membandingkan nilai kini arus kas masa depan antar entitas yang berbeda.
2.2.2 Masalah dalam menghitung Aliran Kas
Perusahaan mengharapkan akan menghasilkan arus kas yang lebih besar daripada sebelum melakukan suatu investasi. Di dalam capital budgetingini disebut sebagai arus kas tambahan (incremental cash flow). Incremental cash flow ini yang digunakan untuk menghitung atau menganalisa kelayakan suatu proyek dengan metode net present value.
Empat hal yang harus diperhatikan di dalam menentukan arus kas tambahan yaitu (Ross, 2008):
1. Sunk Cost, pengeluaran yang telah terjadi di masa lalu, yang tidak terpengaruh oleh keputusan menerima atau menolak suatu proyek.
2. Opportunity Cost, biaya yang timbul karena perusahaan kehilangan kesempatan menerima suatu pendapatan karena aset perusahaan digunakan pada proyek yang lain.
3. Side Effect, dapat diklasifikan sebagai erosion atau synergy. Erosion terjadi ketika produk baru menurukan cash flow sedangkan synergy terjadi sebaliknya
4. Allocated Cost, dilihat sebagai pengeluaran kas jika terjadi kenaikan cost pada proyek.
2.2.3 Kriteria Penilaian Investasi
Ada beberapa kriteria yang bisa dipakai untuk mengevaluasi rencana investasi :
2.2.3.1 Nilai Sekarang Bersih (NPV)
Net present value adalah Present value aliran kas masuk dikurangi dengan present value aliran kas keluar. Keputusan investasi adalah sebagai berikut :
NPV > 0 usulan investasi diterima
NPV < usulan investasi ditolak
![]() |
Dimana:
PV = Harga Saham
Kelebihan metode NPV sebagai sarana penilaian terhadap kelayakan suatu rencana investasi barang modal adalah penggunaan nilai waktu uang untuk menghitung nilai sebenarnya cash flow yang diperoleh pada masa yang akan datang. Dengan demikian, dapat diperoleh gambaran profitabilitas proyek yang lebih mendekati realitas. Kelebihan lainnya adalah digunakannya discount faktor, biasanya merupakan salah suku bunga kredit yang dipinjam investor untuk membiayai proyek. Dengan demikian, penggunaan metode ini menjadi lebih fleksibel karena dapat disesuaikan dengan discount faktor yang berubah-ubah dari waktu ke waktu.
Kelemahan dari metode ini adalah perhitungan yang cukup rumit, tidak semudah perhitungan payback period. Untuk perhitungannya diperlukan keahlian seorang financial analis sehingga penggunaannya terbatas.
Contoh :
Pada investasi bisnis real estat, pa hadi tengah mempertimbangkan pembangunan sebuah blok perkantoran. Tanah berharga $50.000 dan pembangunan yang menanmbah biaya $300.000 lagi. Dan diperkirakan dalam satu tahun dapat menjual $ 400.000, sehingga dapat berinvestasi $ 350.000 dengan harapan dapat berinvestasi $400.000 di akhir tahun. Dalam hal ini wesel pemerintahan AS 1 tahun memberikan bunga sebesar 7% . jadi dapat di asumsikan sebagai berikut :
$400.000 x 1/1,07 = $ 400.000 x 0,9346 = $ 373.832
Mari kita asumsikan bahwa pa hari akan segera membeli tanah dan menempatkan dana untuk pembangunan, dia memutuskan untuk menjual proyek ini. Berapa nilai penjualannya ? karena property bernilai $400.000 maka investor akan membayar $ 373.832, nilai tersebut diperoleh dari hasil pendapatan bunga pada pemerintah AS. Oleh karena itu nilai sekarang $373.832 adalah satusatunya harga yang paling baik bagi penjual ataupun pembeli. Selain itu mendiskontokan perkiraan hasil massa depan dengan tingkat pengembalian yang ditawarkan oleh alternative yang setara yaitu :
NPV = PV – Investasi yang diperlukan
NPV = $ 373.832 - $ 350.000
NPV = $ 23.832
Dengan kata lain, pembangunan perkantoran bernilai lebih tinggi dari pada biayanya. Proyek ini memberikan kontribusi terhadap nilai bersih. Aturan nilai bersih (NPV) menyatakan bahwa manajer meningkatkan kekayaan harga pemegang saham dengan menerima semua proyek yang bernilai lebih besar dari biasanya. Oleh sebab itu mereka seharusnya menerima semua proyek yang memiliki nilai bersih positif.
2.2.3.2 Metode Tingkat Pengembalian Internal (Internal rate of return -IRR)
IRR adalah tingkat diskonto yang menyamakan present value aliran kas masuk dengan present value aliran kas keluar. Keputusan investasi adalah sebagai berikut :
IRR > tingkat keuntungan yang disyaratkan à usulan investasi diterima
IRR < tingkat keuntungan yang disyaratkan à usulan investasi ditolak
Pada dasarnya IRR dapat dicari dengan cara coba-coba (trial and error). Pertama-tama kita menghitung PV dari proceeds suatu investasi dengan menggunakan tingkat bunga yang kita pilih menurut kehendak kita. Kemudian hasil perhitungan itu dibandingkan dengan jumlah PV dari outlaysnya. Kalau PV dari proceeds lebih besar daripada PV dicari investasi atau outlaysnya, maka kita harus menggunakan tingkat bunga yang lebih rendah. Cara demikian terus dilakukan sampai kita menemukan tingkat bunga yang dapat menjadikan PV dari proceeds sama besarnya dengan PV dari outlaysnya. Pada tingkat bunga inilah NPV dari usul tersebut adalah nol atau mendekati nol.
Rumus Menghitung IRR
( 1 + r)t
2.2.3.3 Periode Pemulihan (Payback Period)
Payback Periodadalah periode waktu yang diperlukan untuk mengembalikan investasi pada proyek. Semakin pendek jangka waktu kembalinya investasi, maka semakin baik suatu investasi.
Proceeds ( Penerimaan Investasti
Payback Period = |
| Nilai Investasi |
|
| Proceed (Penerimaan Investasi) |
a. Kebaikan Payback Period:
1) Digunakan untuk mengetahui jangka waktu yang diperlukan untuk pengembalian investasi dengan resiko yang besar dan sulit
2) Dapat digunakan untuk menilai dua proyek investasi yang mempunyai rate of return dan resiko yang sama, sehingga dapat dipilih investasi yang jangka waktu pengembaliannya cepat.
3) Cukup sederhana untuk memilih usul-usul investasi.
4) Mudah dan sederhana bisa dihitung untuk menentukan lamanya waktu pengembalian dana investasi.
5) Memberikan informasi mengenai lamanya BEP project.
6) Sebagai alat pertimbangan resiko karena semakin pendek payback periodnya maka semakin pendek pula resiko kerugiannya.
1) Mengabaikan penerimaan investasi atau proceedsyang diperoleh sesudah paybackperiode tercapai.
2) Mengabaikan Time Value of Money (Nilai Waktu Uang).
3) Tidak memberikan informasi mengenai tambahan valueuntuk perusahaan.
4) Payback period digunakan untuk mengukur kecepatan kembalinya dana, dan tidak mengukur keuntungan proyek pmbangunan yang telah direncanakan.
5) Tidak memperhitungkan nilai sisa dari investasi.
2.2.3.4 Periode pemulihan yang didiskontokan (Discounted Payback Period)
Metode ini berusaha menghilangkan kelemahan payback period yang tidak memperhitungkan nilai waktu uang. Dengan metode ini, aliran kas di present value kan sebelum dihitung payback period. Discounted Payback period adalah hampir sama dengan payback period namun dalam perhitungannya memperhitungkan cost of capital sebagai discounted. Sehingga discounted payback period adalah adalah lama periode dalam tahun yang diharapkan untuk mendapatkan kembali biaya investasi yang telah dikeluarkan untuk suatu project dari discounted net cash flows.
Discounted payback period adalah revisi dari payback period yang tidak mempertimbangkan cost of capital. Baik payback period atau discounted payback period sering digunakan sebagai indicator untuk project riskiness.
a Kelebihan Discounted Payback period adalah:
1) Mudah dimengerti.
2) Memberikan informasi mengenai lamanya break even project.
3) Bisa dijadikan indicator resiko project yang mana semakin lama payback period maka semakin beresiko project tersebut.
4) Sudah mempertimbangkan cost of capital
5)
b.Kekurangan Discounted Payback period adalah:
1) Tidak memberikan informasi mengenai tambahan value untuk perusahaan
2) Tidak mempertimbangkan cash flow yang keluar atau masuk setelah payback period
3) Tidak memberikan informasi mengenai return suatu project dalam persentasi
2.2.3.5 Profitability Index
Profitability Index adalah present value aliran kas masuk dibagi dengan present value aliran kas keluar. Keputusan investasi adalah sebagai berikut:
PI >1 usulan investasi diterima
PI <1 usulan investasi ditolak
Investasi
Untuk proyek yang mutualy exclusive, proyek dengan PI yang lebih besar yang dipilih dengan catatan PI ≥ 1
Kelebihan dan Kekurangan Profitabilty Index.
a. Kelebihan Profitability Index adalah:
1) Memberikan percentage future cash flows dengan cash initial.
2) Sudah mempertimbangkan cost of capital
3) Sudah mempertimbangkan time value of money
4) Mempertimbankan semua cash flow
b. Kekurangan Profitability Index adalah:
1) Tidak memberikan informasi mengenai return suatu project.
2) Dibutuhkan cost of capital untuk menghitung Profitability Index.
3) Tidak memberikan informasi mengenai project risk.
4) Susah dimengerti untuk dijadikan indicator apakah suatu project memberikan value kepada perusahaan.
Comments